Transportasi merupakan suatu hal yang sangat diperlukan pada kehidupan masyarakat saat ini, entah itu di perkotaan atau pun di pedesaan. Salah satu moda angkutan yang banyak ditemui di Indonesia adalah angkot ( angkutan kota ), yang merupakan moda transportasi yang digunakan di perkotaan dan menggunakan kendaraan kecil seperti mobil yang bermuatan tak lebih dari delapan orang. Namun angkot dewasa ini juga berada di pedesaan, walaupun namanya angkutan pedesaan namun masyarakat tetap menamainya dengan angkot.
Setelah beberapa hari menjelajahi Kota Sentani, saya baru tahu kalau masyarakat sekitar menyebut angkot dengan nama taksi. Pertama kali medengarkannya saya bingung, karena waktu dari bandara menuju hotel saya menggunakan taksi bandara. Ternyata memang moda transportasi umum di Jayapura dan sekitarnya hanya bisa menggunakan “taksi” dan motor ojek. “Taksi“ sangat banyak beroperasi dan itupun bermacam-macam dari bentur star wagon sampai kelas minibus. Jarak jauh dekat berbeda tergantung jenis trayek “taksi” tersebut, biasanya kalau dekat cukup membayar Rp 2.000 dan jauh harus membayar antara Rp 3.000 sampai Rp 5.000 tergantung permintaan sopir. Tapi harga itu termasuk murah untuk kehidupan di Papua, karena harga satu liter bensin Rp 18.000/liter. Wow! pasti bertanya-tanya mengapa mahal sekali harga bensin di Papua? Ya, karena letak geografis Papua yang berada di ujung timur Indonesia maka ongkos distribusi juga membengkak.
Bentuk “taksi“ di Papua sangat berbeda dengan di Jawa, Bali, dan Sumatera karena “taksi” di Jayapura merupakan mobil tanpa modifikasi untuk angkutan umum seperti yang disediakan perusahaan karoseri. Sopir di “taksi“ sangat bervariasi dari bapak-bapak sampai anak-anak berusia 15 tahun. Pemandangan di dalam “taksi“ janganlah heran jika banyak penduduk Papua mengunyah Sirih, sebab itu merupakan hal yang lumrah dilakukan.
Seperti inilah salah satu gambaran keanekaragaman yang ada di bumi Indonesia, sungguh beragam dan khas. Layaklah Indonesia begitu bhinneka, Salam Indonesia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar