Tanggal 7 Oktober 2011, pukul 05.00 WIB jam tangan mulai berdering begitu pula dengan handphone saya yang berada tak jauh dari tempat saya tidur. Setelah semalam saya menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan untuk mengikuti Jungle Training ACI 2011 di Situ Gunung, Sukabumi. Pukul 06.40 akhirnya saya terbang meninggalkan Bandara Adisucipto menuju Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Dari Cengkareng menuju Blok M menggunakan Bus Damri yang nyaman dengan ongkos hanya Rp 20.000,00. Setelah turun di depan SMA 6 Jakarta, ternyata diluar dugaan bertemu teman lama dan saya diantar menuju kantor Rakata Adventure yang tidak jauh dari tempat saya turun.
Ternyata di kantor Rakata sudah berkumpul beberapa kawan-kawan dari tim Papua 1 dan Maluku. Setelah bercakap-cakap teringat perut saya belum diisi, dan akhirnya Mas Bara menghentikan pedagang Ketoprak untuk mengisi perut kosong. Tim saya dipanggil Mas bara selaku pendamping Tim Papua 2 karena ada penjelasan perubahan jadwal ketika berada di daerah Suku Korowai Kombai. Perubahan ini disebabkan cuaca di daerah timur Indonesia sudah mengalami pergantian ke musim penghujan, beberapa sungai yang digunakan tidak dapat di lalui oleh long boat yang akan kami sewa. Jadi kami harus trekking untuk mencapai beberapa tempat yang akan saya kunjungi dengan anggota tim saya. Pastinya akan melewati rawa-rawa yang sangat berat, karena Suku Korowai Kombai hidup di dataran rendah dan berada tak jauh dari sungai.
Pukul 12.00 WIB, saya dan kawan-kawan yang akan mengikuti Jungle Training berkumpul menuju Terminal Lebak Bulus dan menuju Cisaat, Sukabumi menggunakan bus.
Setelah mendengarkan arahan mengenai tata cara hiking, mountaineering yang aman. Saya mandi dan makan, lalu menikmati nikmatnya tidur di tenda yang nyaman dengan Mas Bram dan Mas Darma karena tenda yang seharusnya berisi 6 orang hanya diisi 3 orang.
Pagi pukul 06.00 WIB, ternyata hujan dan ternyata hujan sejak dini hari. Dan seperti dugaan awal, pacet akan keluar dari persembunyiannya. Pacet menurut KBBI adalah binatang pengisap darah, sekerabat dng cacing tanah, berbadan langsing mengecil ke depan, berwarna cokelat kekuning-kuningan sampai kehitam-hitaman, panjangnya sampai 50 mm, pd kepala terdapat lima pasang mata dan sebuah alat sbg pengisap, di ujung belakang terdapat alat sbg pelekat, berjalan spt ulat jengkol, dapat memipihkan tubuh sampai sekecil benang; Haemadipsa teylandica
Baru berjalan sekitar 20 menit saja, sudah ada yang jackpot dengan langsung ditempel 3 pacet sekaligus di kakinya. Dan akhirnya saya merasakan dihisap pacet di kaki. Kondisi Hutan Hujan Tropis yang sangat lembab dan basah menyebabkan banyak sekali binatang seperti pacet tumbuh subur apalagi sangat berdekatan dengan sumber mata air.
Pacet biasanya menunggu mangsanya dengan menempel pada daun-daunan atau batang pohon, lalu dengan detektor panasnya dia akan meloncat setiap kali ada mangsanya yang lewat. Ada gurauan mengenai pacet, bahwa yang di depan selalu terkena paling banyak pacet. Ternyata justru sebaliknya yang paling belakang paling sering terkena lebih banyak, biasanya yang di depan akan berlari lebih kencang apalagi sudah mengetahui juka daerah tersebut memiliki banyak pacet.
Kami sering melakukan namanya CP (Cek Pacet) ditubuh, tidak tanggung-tanggung si pacet mencari spot menghisap darah sampai ada yang di perut dan ketiak juga. Setiap kali melewati daerah yang rimbun selalu cek kaki, apalagi tidak memakai celana panjang. Rasanya bila pacet sudah mulai beroperasi menghisap darah adalah seperti di gigit nyamuk atau semut. Dan sialnya karena pacet memeliki zat yang bisa membuat pembekuan darah menjadi sangat lama jadi luka harus ditutupi kalau tidak darah akan terus keluar. Namun pacet sendiri hanya menghisap darah kotor dan akan lepas jika sudah merasa cukup memangsa darah.
Peperangan dengan pacet tidak berhenti sampai kami mendirikan tenda pun pacet tetap bergerilya mencari darah. Bahkan ada yang terkena di leher dan perut lagi,padahal selalu CP sebelum masuk tenda.
Begitulah pengalaman mengenai Jungle Training dan teman kami PACET ! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar