Selasa, 22 Maret 2011

Sumbawa Besar

Setelah meninggalkan Alas, kami langsung menuju ke Sumbawa Besar yang masih berjarak sekitar 100 km lebih dari Alas. Suasana perjalanan seperti malam sebelumnya ketika kami sudah mencapai Sumbawa, perbukitan khas dengan padang sabana, jalan yang lebar dengan jumlah kendaraan yang jumlahnya jauh berbeda dari kota-kota di Jawa, dan dekat sekali dengan bibir pantai/laut. 
Kami tiba di Sumbawa Besar siang hari, dan masih sangat asing dengan kota tersebut. Hanya berbekal info seadanya, kami mencoba mencari hotel/losmen untuk menginap. Seperti halnya di Alas, rata-rata harga di Sumbawa Besar tidak jauh berbeda. Kami menemukan losmen di kawasan Jalan MT Haryono, disana terdepat beberapa hotel dan losmen. Di sepanjang jalan tidak terlalu ramai, suasana masih tenang terdapat pantai di dekat pusat kota. Pemilik hotel ternyata pernah tinggal lama di jogja, jadi kami tidak kesulitan untuk berkenalan dengan nya, kami mendapatkan banyak informasi tentang Sumbawa Besar.
Agak miris melihat peraturan lalu lintas disana, karena dengan pengemudi yang memakai helm maka pembonceng diperbolehkan tidak memakai helm. Kami mencari tempat makan dan jaraknya tidak terlalu jauh, cukup dengan menengarai rumah sakit daerah dan Kodim maka akan tampak tempat makan dengan harga yang lumayan murah. Kisaran harganya dari Rp 5.000,00 - Rp 20.000,00/porsi, dari masakan Jawa - masakan khas Nusa Tenggara Barat. Kebanyakan penjualnya berasal dari Jawa, jadi mereka merupakan warga perantau yang mengais rejeki di Kota Sumbawa Besar.
Transportasi umum di Sumbawa Besar masih kurang karena penduduk disana tidak banyak seperti halnya di Lombok atau di Bali. Jurusan ke Sumbawa besar pun hanya ada beberapa Perusahaan Otobus ( PO ) yang melayani perjalanan kesana.
Objek wisata disana banyak sekali namun akan sangat mudah jika kita memiliki kendaraan pribadi disana, karena untuk mencapainya akan dibutuhkan banyak biaya. 

Pantai Saliper Ate
Saliper berarti pelipur/penenang/penyejuk. Ate berarti hati. Sesuai dengan namanya pantai Saliper Ate berarti pantai yang dapat menenangkan/ menyejukan hati pengunjungnya. Terletak sekitar 5 Km kearah barat kota Sumbawa Besar, lokasinya mudah dijangkau dengan transportasi darat ( bemo kota). Sebelum pariwisata berkembang pantai Saliper Ate merupakan satu-satunya tempat rekreasi masyarakat Sumbawa.

Pantai Kencana
Pantai Kencana yang jaraknya sekitar 11 Km dari Kota Sumbawa Besar merupakan pantai yang cukup menawan. Dengan bentuk pantai yang melengkung dan dikedua ujung lengkungannya masing-masing mempunyai rona tersendiri. Terutama dilengkungan bagian kanannya berdiri batu karang berbentuk alami dengan bolongannya yang setiap saat dicium ombak. Disekitar pantai juga tersedia fasilitas-fasilitas wisata berupa cottage dengan bentuk bangunan khas daerah Sumbawa.

Samongkat
Obyek wisata alam pegunungan ini berada pada ketinggian + 450 meter diatas permukaan air laut, jaraknya 17 km dari kota Sumbawa Besar. Jalan yang berbelok-belok dengan pemandangan perbukitan dan lembah-lembah ini dapat ditempuh dengan berbagai kendaraaan.Fasilitas yang tersedia antara lain kolam renang dan shelter.

Pulau Moyo ( Moyo Island)
Terletak Sebelah utara Sumbawa dan di mulut teluk Saleh dengan luas + 30 Ha.Pulau Moyo mempunyai obyek wisata darat dan laut. Hutan tropis pulau Moyo merupakan habitat kawanan rusa, sapi liar, babi hutan dan burung gosong (megapodius) yang dilindungi, juga terdapat air terterjun bertingkat mata jitu. Wisata baharinya menyediakan panorama bawah laut yang indah untuk kegiatan menyelam (Snorkling dan Skuba diving), bahkan mulai dari dermaga pulau moyo sudah dapat dilihat ribuan ikan kecil. Lady Diana dari kerajaan Inggris dan Prince William dari kerajaan Belanda pernah datang berlibur ke Pulau Moyo.

Pantai Ai Manis
Terletak di daratan pulau Moyo yang berpasir putih dan pemandangan bawah laut dengan terumbu karang dan tropikal fish-nya yang menawan serta hutan tropis yang ada disekitarnya menjadikan Ai Manis sangat cocok bagi kegiatan camping, Snorkling, dan sebagainya. Dari Ai manis dapat disaksikan tenggelamnya matahari. Jalan-jalan di hutan tropis sekitar Ai Manis akan tersaji secara alami flora dan fauna seperti rusa, sapi liar, Babi hutan, burung koakkao, kakatua dan burung gosong yang dilindung. Tidak jauh dari Ai Manis terdapat gua kelelawar. Ai Manis dapat ditempuh lebih kurang 30 menit dengan speed boat dari Ai Bari kecamatan Moyo Hilir.

Liang Petang
Gua gelap yang mempunyai stalaktit dan stalaknit, di dalamnya dijumpai ukiran-ukiran batu berornamenkan orang berkepala hewan, orang yang sedang menenun dan banyak lagi ornamen lainnya. Gua ini terletak di dekat desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu, dengan jarak tempuh kurang lebih 29 km dari kota Sumbawa Besar. Tidak jauh dari Liang Petang ini terdapat Liang Bukal (gua kelelawar).

Teluk Saleh (Saleh Bay)
Merupakan gugusan berpasir putih dengan koralnya yang indah dan beranekan ragam ikan hias dengan airnya yang tenang, sangat cocok sebagai tempat berenang, dan menyelam untuk melihat pemandangan bawah laut. Teluk Saleh merupakan perairan yang kaya dengan aneka ikan laut seperti ikan kerapu yang hasilnya telah diekspor ke berbagai negara antara lain Jepang, Hongkong dan Singapura. Dari Teluk Saleh ini tampak jelas Gunung Tambora yang mempunyai kawah (Caldera) terluas di dunia.

Objek Wisata Budaya

Dalam Loka (The Old Palace)
Istana kuno tersebut terbuat dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885 M). Saat ini digunakan/dimanfaatkan sebagai "Museum Daerah Sumbawa" tempat penyimpanan benda-benda sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan dua bangunan kembar ditopang atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai dengan sifat Allah dalam Al - Qur'an (Asma'ul Husna). Di Dalam Loka ini kita dapat melihat ukiran motif khas daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu bangunannya. Miniatur Dalam Loka ini dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Wisma Praja/Wisma Daerah (Government House)
Merupakan Istana bangunan Belanda pada tahun 1932, tempat sebagai kediaman terakhir Sultan Kaharuddin III, melakukan kegiatan pemerintahan. Sekarang digunakan sebagai tempat penerimaan tamu - tamu agung dan kegiatan - kegiatan upacara / resepsi yang bersifat formal, serta pertemuan kepemerintahan lainnya.

Bala Kuning (The Yellow House)
Yaitu rumah tempat tinggal keluarga Sultan yang terakhir. Disini dapat dijumpai benda-benda magis kerajaan, seperti : Bodong, Sarpedang, Payung Kamutar, Tear (tombak /lembing), Keris, Qur'an tulisan tangan oleh Muhammad Ibnu Abdullah Al-Jawi (+/- Tahun 1784) pada saat Pemerintahan Sultan Harrunnurrasyid II (1770 - 1790), yang selalu terpelihara dengan baik.

Dusun Pamulung
Sebuah dusun yang termasuk dalam Wilayah Desa Karang Dima Kecamatan Labuan Badas, terletak sekitar 8 km dari kota Sumbawa Besar. Dusun ini merupakan desa wisata, karena di desa tersebut dapat kita jumpai dan saksikan berbagai attraksi budaya daerah, seperti Karaci, Barapan Kebo, Tari-tarian tradisional serta musik tradisional.

Desa Tepal
Desa tradisional yang terletak + 37 km dari pusat kota, masuk dalam wilayah Kecamatan Batu Lanteh. Desa ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau dengan berkuda. Desa Tepal menyimpan banyak budaya tradisional , karena masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat dan budaya Samawa. Ini dapat dilihat dari cara berpakaian, cara hidup dan bentuk rumah yang unik, sehingga desa ini disebut juga Desa Adat.

Desa Poto
Salah satu desa di kabupaten Sumbawa yang tetap memelihara kelestarian budaya daerah seperti tenunan tradisional, pembuatan gerabah dan atraksi permainan rakyat seperti pacuan kuda, karapan kerbau. Desa Poto yang letaknya di Kecamatan Moyo Hilir kira-kira 13 km dari kota Sumbawa Besar dapat dengan mudah dijangkau dengan sarana transportasi darat yang senantiasa melayani trayek tersebut setiap hari.

Pulau Bungin
Lazimnya disebut sebagai pulau terpadat di dunia, karena kepadatan penduduknya +14.000 jiwa/km. Dikenal juga sangat aman karena sejauh ini kehidupan masyarakatnya selalu aman dan damai. Di pulau ini tidak akan ditemui lahan pertanian, perkebunan maupun peternakan. Lahan-lahan yang ada dimanfaatkan untuk membangun runah tinggal. Untuk membangun rumah baru, mereka harus bergotong royong dengan cara menyusun batu karang yang telah dikumpulkan sebelumya. Ketiadaan lahan di atas membawa keunikan tersendiri, karena ternak (kambing) penduduk pulau ini tidak hanya memakan dedaunan, tetapi juga kertas, ikan laut, dan kain-kain baju yang telah robek. Pulau Bungin masih berada dalam wilayah kecamatan Alas atau + 70 km dari kota Sumbawa besar. Untuk mencapai pulau ini tersedia perahu motor yang hilir mudik antara pulau Bungin dan Dermaga Alas atau melalui darat dengan kendaraan bermotor.

Pulau Kaung (Kaung Island)
Sebuah pulau yang merupakan perkampungan nelayan letaknya tidak terlalu jauh dari pulau Bungin. Untuk mencapai pulau ini tidak lagi menyebrangi laut, namun dapat dilalui lewat darat dengan mempergunakan kendaraan bermotor dan naik dokar. Kerajinan rakyat yang terbuat dari kerang-kerangan dapat ditemui di pulau ini.

Dusun Talwa
Merupakan dusun pandai besi (Black Smith) yang tetap mempertahankan sifat tradisionalnya yang kental dalam pembuatan pisau, parang, cangkul, tembilang, dan sebagainya. Dusun Talwa yang oleh para wisatawan dijuluki sebagai Blingin Jerman ini terletak di kecamatan Moyo Hulu, berjarak 14 km dari kota Sumbawa Besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar